Pages

Banner 468 x 60px

 

Senin, 04 April 2016

Hafidz Quran Diterima Masuk Unand

0 komentar
Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar) kembali mengeluarkan kebijakan untuk menerima penghafal Alquran atau hafiz sebagai mahasiswa baru pada tahun ini. "Kami menerima 19 orang hafiz Quran untuk menjadi mahasiswa baru lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini," kata Rektor Unand Prof Tafdil Husni, di Padang, Jumat.

Dia menyebutkan indikator penghafal Alquran ini bagian dari seleksi khusus yang ditetapkan Unand untuk mahasiswa baru. Dalam proses seleksinya tetap sama seperti calon mahasiswa lainnya, akan tetapi kuota sebanyak 19 orang dikhususkan untuk hafizh tersebut. Dari kuota 19 orang hafizh tersebut hanya 12 prodi yang mengajukan. Artinya peluang penerimaan mahasiswa hafizh tersebut berdasarkan permintaan program studi (prodi).

"Tidak semua hafizh bisa masuk Unand, ada kategori tertentu untuk masuk," katanya. Pertama sebut dia, harus hafal Alquran minimal 5 Juz dan memiliki berbagai prestasi sebagai hafiz. Kemudian yang kedua memiliki prestasi yang meningkat dalam hal rapor serta berperilaku baik. Ketiga harus lulusan SMA/SMK baru atau fresh graduate.

Proses seleksi tersebut kata dia merupakan otoritas kampus termasuk indikator pembanding dalam proses memasukkan.  Meskipun demikian dia memastikan proses seleksi akan berjalan sesuai prosedur dan ketentuan SNMPTN. "Walau tajuknya membuka kesempatan hafiz, tetap saja prestasi akademik menjadi acuan utama," kata dia.

Sementara itu salah satu Siswa SMK Faula Syahutri menilai kesempatan yang diberikan Unand ini dapat memacu siswa untuk berprestasi dalam akademik dan keterampilan menghafal Alquran. Hal ini juga katanya dapat menjadi sebuah terobosan bagi universitas umum menerima calon mahasiswa penghafal Alquran, di tengah persaingan ketat di luar bidang tersebut.

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Machasin  mengapresiasi kebijakan Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat, yang memberi kesempatan bagi para siswa Muslim hafiz Alquran untuk berkuliah di sana. Machasin menilai, kebijakan Universitas Andalas yang menerima hafidz Alquran menjadi mahasiswa, dapat memacu para siswa Muslim untuk semakin giat membaca dan menghafal Alquran.

Kendati demikian, Machasin berpendapat, sebaiknya hafiz Alquran tidak menjadi syarat mutlak untuk para siswa agar dapat menjadi mahasiswa Unand. "Ada baiknya, jika tahfiz Alquran ini hanya menjadi tambahan nilai bagi yang ingin masuk," tuturnya menerangkan kepada Republika, Ahad (3/4).

Sebab, ia menilai, bila hafiz Alquran dijadikan satu-satunya syarat penentu untuk menyeleksi calon mahasiswa, hal tersebut juga kurang baik. "Jadi jangan sampai mengurangi syarat-syarat yang lain," jelas Machasin.

Menurutnya, kebijakan Unand layak ditiru universitas-universitas lainnya di Indonesia. "Seperti prestasi olahraga dan prestasi kepemimpinan, kan dihargai. Ini prestasi agama sedemikian baik, kenapa tidak kita hargai juga," ujarnya.

Pada 2015, melalui pola penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), Unand menerima 19 calon mahasiswa yang hafal Alquran minimal lima juz. Sebanyak 12 prodi menerima mahasiswa-mahasiswa tersebut.

Kebijakan menerima para hafiz Alquran akan kembali diterapkan Unand tahun ini. Para calon mahasiswa hafiz Alquran tersebut, nantinya akan diuji oleh tim penguji halafan Alquran yang memiliki reputasi level nasional. Sumber 1 Sumber 2
Read more...

Kamis, 04 Oktober 2012

Profil : Syaikh Ahmad Khattib Al Minangkabawy

0 komentar

Nama lengkap beliau Syeikh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al Minangkabawi as Syafi’i lahir di Kota Gedang Bukittinggi Sumatera Barat, pada hari Senin tanggal 6 Dzulhijah 1276H, dan wafat di Mekkah hari Senin 8 Jumadil Awal 1334H. Beliau adalah seorang Ulama Besar yang pertama menduduki kursi dan jabatan IMAM KHATIB dan Guru Besar di Mesjid Mekkah (Mesjid Haram) dan juga Mufti Besar dalam Madzhab Syafi’i. Beliau adalah satu-satunya Ularna Indonesia yang mencapai derajat setinggi jabatan yang dipangkunya di Mekkah Mukarramah. Banyak sekali murid beliau bangsa Indonesia pada permulaan abad ke 14 H. yang belajar kepada beliau tentang ilmu fiqih Syafi’i’ yang kemudian menjadi ulama-ulama besar pada pertengahan abad ini di Indonesia.
Di antara murid-murid beliau bangsa Indonesia itu dapat dicatat, yaitu Syeikh Sulaiman Ar Rasuli Candung Bukittinggi. Kemudian terdapat alm. Syeikh Muhammad Jamil Jaho Padang Panjang, alm. Syeikh Abbas Qadhi Ladang Lawa Bukittinggi, Alm. Syeikh Abbas Abdullah Padang Japang Suliki, alm. Syeikh Khatib ‘Ali Padang, alm. Syeikh Ibrahim Musa Parabek, alm. Syeikh Mustafa Husein Purba Baru Mandahiling, alm. Syeikh Hasan Maksum Medan Deli dan banyak lagi ulama di Jawa, Madura, Sulawesi, Kalimantan yang berasal dari murid Syeikh Ahmad Khatib ini.Syeikh Ahmad Khatib al Minangkabawi ini boleh dikatakan menjadi tiang tengah dari Madzhab Syafi’i dalam dunia Islam pada permulaan abad ke XIV. Beliau banyak sekali mengarang kitab dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu (Indonesia), di antaranya yang banyak tersiar di Indonesia, adalah:
l. Riyadathul Wardhiyah dalam ilmu fiqih.
2. Al Khitathul Mardhiah, soal membaca “Ushalli”.
3. Al Minhajul Masyru’, soal faraidh (harta pusaka).
4. Ad Dalilul Masmu’, soal hukum pembagian harta pusaka.
5. An Nafahaat, Syarah waraqaat. (usul fiqih).
6. Irsyadul Hajara fi Raddhi alan Nashara.
7. Tanbihul Awam, masalah Syarilat lsl,am.
8. Iqnaun Nufus, tentang zakat uang kertas.
9. Itsbatus Zain.
10. Dan banyak lagi yang lain.
Read more...